SBOBET ASIA

Prediksi Bola & Jadwal Terupdate

Viral di Medsos Ini Kisah Gila di Balik RS Apung Gratis dr Lie

3 min read
Viral di Medsos Ini Kisah Gila di Balik RS Apung Gratis dr Lie

Viral di Medsos Ini Kisah Gila di Balik RS Apung Gratis dr Lie

Viral di Medsos Ini Kisah Gila di Balik RS Apung Gratis dr Lie

Tumiqq, Jakarta – Viral di Medsos Ini Kisah Gila di Balik RS Apung Gratis dr Lie dr Lie Dharmawan mungkin pernah dianggap gila karena idenya melayarkan Rumah Sakit Apung (RSA).

Tapi begitu terealisasikan, kapal apung miliknya menjadi viral di media sosial dan mendapatkan sorotan banyak orang.

Pria kelahiran 16 April 1946, Kota Padang ini merupakan seorang dokter yang menempuh pendidikan tinggi dan bekerja di bidang kesehatan di Berlin Barat, Jerman selama hampir 20 tahun. Namun jiwa nasionalismenya tidak mudah luntur begitu saja.

“Sejak kembali ke Indonesia setelah mengikuti program pemerintah bekerja di daerah mulai 1988. Dalam perjalanan hidup saya, saya melakukan banyak pelayanan.

Seperti banyak dokter yang punya empati dengan saudara-saudara yang kurang mampu, dari awal saya berusaha membantu yang kurang beruntung dari segi finansial,”

ujarnya kepada detikINET beberapa waktu lalu di RSA miliknya.

Layanan tersebut adalah pemeriksaan atau operasi gratis, obat-obatan yang dibagikan secara percuma untuk yang membutuhkan dan menyasar ke daerah terpencil.

Sampai suatu ketika kejadian di Maluku Tenggara merubah hidupnya di mana ada orangtua dan anak berumur 8 tahun yang mengarungi lautan 3 hari 2 malam untuk bertemu dengannya, meminta bantuan untuk mengoperasi anaknya.

Baca juga: Wanita Ini Berendam di Air Dingin Selama 100 Hari untuk Atasi Migrain

Anak ini dalam keadaan sakit berat karena ususnya terjepit

Sedangkan secara medis usus yang terjepit sudah harus dioperasi 8 jam sejak kejadian atau ususnya pecah, maut di tangannya. Operasi berhasil, anaknya pulang dengan selamat.

Pulang ke Jakarta, terbayang-bayang oleh saya akan anak yang menderita itu, khususnya pada malam hari sebelum tidur

saya berdoa dulu dan bayangan anak itu terbayang senantiasa dan saya terpikir bagaimana bisa membantu mereka yang jauh,” tuturnya.

Ia terpikir bahwa banyak orang yang tidak berkesempatan mendapatkan akses kesehatan karena

infrastruktur yang kurang memadai baik tenaga kesehatan, peralatan medis yang kurang mumpuni, dan tempat berobat yang tak memadai.

Dari sana muncul ide untuk menciptakan kapal apung yang kemudian membuat ia justru dicemooh ‘gila’.

“Jadi kalau mau bantu mereka, kita harus membawa alat-alat itu ke sana. Bagaimana bantunya?

Jalan kaki tentu nggak mungkin, terbang mendarat di mana, paling mungkin membawa itu semua di atas sebuah kapal dan menjadikannya sebuah rumah sakit.

Ketika saya menceritakan kepada orang yang tidak percaya, mereka anggap ide ini usaha delusional, mereka mengatakan ‘ini gila, dan kamu orang gila’, namun saya percaya ini bisa dilakukan,” sambungnya.

Berbekal dengan kepercayaannya pada diri sendiri bahwa ia mampu melakukannya,

dr Lie memutuskan untuk menjual rumah miliknya demi bisa membeli sebuah kapal.

Sedikit demi sedikit, gaji ia sisihkan untuk merombak kapalnya.

“Di beli tahun 2009, 2010 kapal itu sudah mulai dirombak. 2013 kapal itu selesai, tepatnya 16 Maret 2013 kami melakukan pelayaran perdana ke Pulau Seribu,

kami ke Belitung Timur dan Ketapang, dan itu pelayaran dan pelayanan dengan rumah sakit apung kita,” kenang sosok yang lebih akrab dengan sapaan Papi ini.

Di atas kapal kecil inilah upaya pelayanan seperti operasi (kecuali operasi jantung), laboratorium kecil dan delapan kamar tersedia. Dengan bentuk mini, segalanya hadir dan tersedia.

Alhasil, ide ‘gila’ dr Lie justru mengundang banyak perhatian para donatur untuk turut memberikan sumbangsih pada negara.

Kini, sudah ada tiga kapal apung dari DoctorShare yang siap berkelana ke sejumlah daerah pelosok dari Sabang hingga Merauke.

“Oleh karena itu kalau orang tidak percaya, saya harus mulai dari diri sendiri,” ucap dr Lie.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *