SBOBET ASIA

Prediksi Bola & Jadwal Terupdate

Bosan Hidup Modern Pria Ini Tinggal Bareng Suku Pedalaman di Indonesia

2 min read
Bosan Hidup Modern Pria Ini Tinggal Bareng Suku Pedalaman di Indonesia

Bosan Hidup Modern Pria Ini Tinggal Bareng Suku Pedalaman di Indonesia

Bosan Hidup Modern Pria Ini Tinggal Bareng Suku Pedalaman di Indonesia

Tumiqq Bosan Hidup Modern Pria Ini Tinggal Bareng Suku Pedalaman di Indonesia Hidup mapan dan modern tak lekas menjadi jaminan seseorang untuk bahagia. Salah satu contohnya adalah Audun Amundsen, insinyur dari Norwegia yang memutuskan untuk tinggal di pedalaman Indonesia.

Audun Amundsen pertama kali berkunjung ke Pulau Siberut, Indonesia pada tahun 2004 silam. Saat itu, umurnya masih 24 tahun.

Melansir laman The Sun, pria yang kini berusia 40 tahun ini awalnya tinggal di apartemen di Kota Trondheim. Dia memiliki pekerjaan dengan gaji mencukupi dan bisa hidup nyaman.

DIBACA JUGA : Cara Deposit Poker Pulsa Telkomsel dan XL KEMBARQQ

Namun, Amundsen malah memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan pergi traveling. Amundsen sempat pergi ke India dan Nepal, sebelum tiba di Sumatra Barat dan memutuskan untuk berpetualang sejauh mungkin dari kehidupannya yang lama.

“Aku mendengar ada suku pedalaman yang tinggal di hutan di Pulau Siberut dan aku berpikir itu sangat menarik. Aku ingin melihatnya,” ujar Amundsen.

Perjalanan Amundsen awalnya tentu tidak mudah. Namun, terlepas dari keterbatasan bahasa, Amundsen dengan cepat berteman dengan suku Mentawai yang ada di Pulau Siberut.

Audun Amundsen, Pria yang Hidup dengan Suku Mentawai (youtube.com/CreativeMornings HQ)
Audun Amundsen, Pria yang Hidup dengan Suku Mentawai (youtube.com/CreativeMornings HQ)

Salah satu anggota suku tersebut, Aman Paksa,

setuju menerima Amundsen. Sekadar informasi, suku Mentawai adalah salah satu suku tertua di Indonesia dan memiliki populasi sampai 64.000 orang.

“Dia menyukaiku dan kami membuat kesepakatan bahwa aku boleh tinggal selama beberapa minggu,” ungkap Amundsen.

Selama beberapa minggu itulah, Amundsen hidup dengan cara tradisional. Dirinya membantu berburu monyet, kelelawar, dan udang, hingga merangkai peralatan seperti kano, anak panah, dan keranjang.

Amundsen berakhir tinggal selama sebulan di Pulau Siberut sebelum pulang. Namun, di tahun 2009, dirinya kembali dengan peralatan yang lebih lengkap beserta kamera.

Audun Amundsen, Pria yang Hidup dengan Suku Mentawai (youtube.com/CreativeMornings HQ)
Audun Amundsen, Pria yang Hidup dengan Suku Mentawai (youtube.com/CreativeMornings HQ)

Pengalaman Amundsen itu sendiri lantas dirilis dalam bentuk film dokumenter berjudul Newtopia.

Di sana pula, Amundsen menunjukkan gaya hidupnya yang baru, termasuk momen-momen ketika Amundsen sempat mengalami infeksi hingga matanya berubah merah.

Meski begitu, pria Norwegia ini juga mendapat pelajaran soal bagaimana gaya hidup suku pedalaman mulai berpengaruh dalam kehidupan modern.

Salah satunya adalah dalam hal penggunaan plastik, yang kini mulai dikurangi dan digantikan bahan-bahan lain yang lebih ramah lingkungan.

Di sisi lain, Amundsen jjuga berhasil membangun panel tenaga surya sekaligus memperkenalkan listrik pada Aman Paksa.

“Aku berpikir bahwa pada akhirnya kita akan menemukan keseimbangan antara alam dan teknologi modern,” ungkap Amundsen mengenai petualangannya.

“Sayangnya, aku curiga jika banyak spesies dan ekosistem yang akan hilang sebelum kita mencapai keseimbangan.”

Film dokumenter Amundsen sendiri kini sedang dalam proses distribusi yang lebih luas. Rencananya, semua pendapatan dari film tersebut akan diberikan ke suku Mentawai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *